Kamis, 13 Maret 2014

cerpen korea

    my last love
Hyunri masih berdiam diri. Dia tidak peduli sama sekali, walaupun hujan membasahi tubuhnya.
“Hyun, ayo pulang. Nanti kau sakit. Eomma-mu pasti sudah menunggu.” kata seorang namja yang setianya menunggunya, Yongwoo.
“Tidak, oppa. Aku tak mau pulang.” jawabnya
“Apa kau ingin mati kedinginan? Hanya karena patah hati kau hanya berdiam diri disini?”
“Dengar, oppa. Dongwoo itu cinta pertamaku. Aku sudah lama berpacaran dengannya. Tapi dia memutuskanku demi yeoja lain yang tidak lain adalah Hyeri, sahabatku sewaktu kecil. Hatiku sangat sakit oppa, kau tak akan mengerti perasaanku.” Hyunri kembali terisak
“Aku mengerti, sangat mengerti. Tapi, apa kau ingin terus menangisinya disaat dia sudah punya yeoja lain? Sadarlah.”
Hyunri hanya terdiam dan tak menjawab pertanyaan Yongwoo.

“Kau tahu tidak?”
“Apa?”
“Kalau dilihat-lihat, Dongwoo itu biasa saja. Aku jauh lebih ganteng darinya.” kata Yongwoo sambil bercanda. Dan berhasil membuat Hyunri tersenyum.
“Lalu, mengapa kau tak punya pacar hingga saat ini oppa?”
“Aku sudah punya seorang yeoja yang kusuka.”
“Siapa namanya? Bolehkah aku berkenalan dengannya?”
“Namanya itu rahasia. Dan hanya ada disini..” kata Yongwoo sambil memegang dadanya.
“Huh, dasar oppa!” cibir Hyunri.
“Ayo kita pulang oppa.” kata Hyunri sambil merebut payung yang dipegang Yongwoo lalu berlari.
“Hey! Tunggu aku Hyun.” jawab Yongwoo sambil berlari.
Rumah Hyunri
“Hyun, maafkan aku. Aku sudah tidak mencintaimu. Aku sudah tidak bisa memaksakan karena hatiku sudah untuk Hyeri.”
Hyunri mengingat kata-kata Dongwoo itu tadi siang. Ia pun memeluk boneka pemberian Dongwoo sambil menangis. Sakit, perih, itu yang ia rasakan. Mengakhiri hubungan, yang terbilang sudah lumayan lama, 2 tahun. Tapi apa boleh buat, Ini sudah terjadi.
Esoknya ketika di sekolah, ia melihat Dongwoo dan Hyeri sedang berduaan. Rasanya ia ingin menangis. Tapi ia menahannya.
“Kau tak apa, Hyun?” kata Ji Hwa, teman sebangkunya.
“Ne, Gwenchana..”
“Yakin?”
“Ne..”
Ketika waktu istirahat, Hyunri duduk di kantin sambil memesan beberapa makanan. Tiba-tiba ada seorang namja yang datang menghampirinya, yang ternyata adalah Yongwoo.
“Hey, Hyunri!”
“Oppa! Kau membuatku kaget!”
“Mianhaeyeo, Hyun. Aku hanya iseng, habis dari tadi kulihat kau melamun saja.”
“Ne, oppa. Ada apa kau kesini?”
“Memangnya tak boleh ya? Lagian aku ini kan alumni sekolah ini juga, aku ingin mengenang masa sekolahku dulu.”
“Kau ingin minum apa, oppa?”
“Tak usah..”
“Oppa, apakah yeoja yang kau suka itu sekolah disini juga?” tanya Hyunri
“Ne.”
“Apa dia seangkatan denganmu? Kalau dia seangkatan denganmu, aku tak tahu.”
“Mungkin, aku juga tak tahu.”
“Dasar, oppa!”
Yongwoo tertawa.
Sore hari, Yongwoo mengajak Hyunri jalan-jalan.
“Mengapa kau mengajakku jalan-jalan oppa?” tanya Hyunri
“Aku rasa ini bisa mengobati rasa sakit hatimu Hyun. Carilah pekerjaan yang bisa menenangkan hati dan pikiranmu, Hyun.”
“Gomawo ne, oppa.”
“Ne..”
“Tapi, mengapa kau begitu baik padaku?”
“Karena kau dan Changmin sudah aku anggap seperti adikku sendiri. Aku tak punya saudara Hyun, kau tahu itu kan?”
“Ne. Sekali lagi, Gomawo ne, oppa. Kau telah banyak berbuat baik padaku dan Changmin.”
“Ne, Cheonma Hyun.”
Pagi hari, Hyunri sedang menonton drama korea di salah satu stasiun TV.
“Kau tak apa Hyun?” tanya eomma.
“Aku tak apa eomma.”
“Sepertinya ada yang kau pikirkan?”
“Dia sedang memikirkan Yongwoo oppa, eomma.” ledek Changmin, adik Hyunri.
“Kau ini gosip saja.” jawab Hyunri sambil mencubit pipi Changmin.
“Benar. Hyunri eonnie berpacaran dengan Yongwoo oppa, eomma!”
“Tahu darimana kau ini?”
“Aku tahu dari Eun Bi ahjuma, ia bilang Yongwoo oppa menyukaimu.”
“Kau ini, kok temanmu ahjuma-ahjuma?”
“Biarin, memangnya tak boleh?”
“Changmin!”
“Eh, sudah-sudah. Kalaupun memang benar, eomma mengizinkan.” kata eomma.
“Kok aku jadi kepikiran omongan Changmin tadi ya? Apa benar, Yongwoo oppa menyukaiku?” gumamnya dalam hati.
Sore Hari, Hyunri mengunjungi Yongwoo.
“Eunbi ahjuma, apa Yongwoo oppa ada di dalam?”
“Ne, masuklah. Dia sedang tidur di kamarnya.”
“Gomawo, ahjuma.”
Hyunri pun memasuki rumah Yongwoo oppa. Dia melihat sudut-sudut rumah itu. Kamar Yongwoo ada di pojok sana.
“Kleek…” Hyunri membuka pintu perlahan.
Ia mengitari ruangan kamar sang oppa sambil melihat sudut-sudut ruangan tersebut, karena baru kali ini ia memasuki kamar Yongwoo oppa. Biasanya mereka hanya mengobrol di ruang keluarga.
Hyunri melihat foto-foto yang ada di meja belajar Yongwoo oppa. Ada beberapa foto yeoja yang sangat cantik, dan tak asing dilihatnya. Dirinya sendiri.
“Aku sangat bingung, mengapa banyak sekali foto-fotoku di meja Yongwoo oppa? Apa benar yang dikatakan Changmin kalau Yongwoo oppa menyukaiku?” tanyanya dalam hati.
Tiba-tiba Yongwoo oppa terbangun.
“Hyun, ada apa kau kesini?”
“Tak apa oppa. Oppa, apa maksud semua ini? Mengapa banyak sekali fotoku di meja belajarmu?” tanya Hyunri mendesak Yongwoo oppa.
“Kau yakin ingin tahu apa maksudnya?”
“Ne, oppa.”
“Dan kau juga ingin tahu siapa yeoja yang kusuka selama ini?”
“Ne, oppa.”
“Inilah yeoja yang selama ini kusuka, dirimu Hyunri.” kata Yongwoo sambil mengambil foto Hyunri yang ada di meja belajarnya.
“Maksudmu apa oppa? Aku tak mengerti.”
“Aku… Menyukaimu, Hyun.”
“Sejak kapan kau menyukaiku?”
“Saat aku pertama kali melihat kau dan Changmin bermain saat pertama kali aku pindah ke rumah ini.”
“Mengapa kau tak pernah mengatakannya padaku, oppa?”
“Karena aku tahu pada saat itu kau masih berpacaran dengan Dongwoo, jadi aku hanya memendam rasa cintaku ini, Hyun.”
“Tapi oppa, memendam rasa cinta itu rasanya sakit sekali oppa.”
“Akan lebih sakit jika aku tau cintaku tak terbalas.”
“Ne, oppa.”
“Mmmmm… Jangan menyerah oppa! Kau pasti bisa!”
“Maksudmu Hyun? Kau memberi kesempatan padaku?”
“Ne, oppa.”
“Aku tak memaksa jika kau masih punya rasa dengan Dongwoo.”
“Anni, oppa. Rasa cintaku padanya telah tiada.”
“Tapi kau bilang, Dongwoo itu cinta pertamamu?”
“Ne. Cinta pertama itu tak penting oppa. Yang penting itu cinta terakhir.”
“Gomawo ne, chagi. Tapi, apa eomma-mu mengizinkannya?”
“Tentu saja. Dia sudah bilang padaku oppa.”
“Gomawo, Hyun.”
“Ne, oppa. You’re MY LAST LOVE!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar